“Kita
bukanlah pejuang yang takut perang,keberadaan kita sekarang
membutuhkan kerja nyata,bukti dari kesungguhan kalau kita memang ingin
istiqomah dalam agama ini..kita hidup di dunia jadi harus hidup
layaknya orang dunia , namun saya berharap agar kita tidak menjadikan
dunia ini sebagai cita-cita tertinggi”
Pernahkah
dirimu dikejutkan oleh pertemuan yang tak di sangka-sangka, pertemuan
dengan seseorang yang dirimu hampir-hampir melupakannya atau pertemuan
sejenak yang membuatmu mabuk kepayang karena cinta atau pertemuan dengan
teman lama yang berakhir dipelaminan atau pertemuan yang membuatmu
berderai air mata saat perpisahan datang atau pertemuan yang menyimpan
janji untuk pertemuan berikutnya kelak di pintu syurga, bukankah begitu
banyak pertemuan yang selalu saja di iringi oleh perpisahan ..ah hidup
ini, pernahkan engkau perhatikan bahwa salah satu bagiannya adalah
rangkaian pertemuan dan perpisahan..
Beberapa
hari yang lalu saya di kagetkan oleh kabar dari seorang teman,teman
yang sudah beberapa bulan ini kami terpaut jarak,teman sangat baik,teman
seperjuangan di Teknik,teman saling mengingatkan dalam menetapi
ketaatan dan kesabaran..ia menyampaikan kabar bahwa ia sekarang ada di
wakatobi,kampungku..Ia kerja disana..
Lagi dan lagi..cara ALLAH bertindak membuatku tak sanggup berkata-kata..
Terjadilah obrolan panjang ..saya bisa menangkap kekuatiran yang begitu dalam
dari setiap kata yang terucap..ah kawan ku , kita seperti di lemparkan
oleh takdir ke kutub yang berlawanan..saya di bawa ke ibu kota,pusaran
berbagai ujian dimana istiqomah di anggap sebagai sesuatu yang asing...
Sedang
engkau di bawa,ke tempat dimana saya menghabiskan masa kecilku,saya
tau betul bagaimana kampungku itu..maka wajarlah jika engkau
kuatir…kuatkan dirimu…
Tidaklah
mudah,memilih suatu jalan yang membawa kita berkawan dekat dengan
kehidupan dunia ini namun disatu sisi keinginan untuk tetap istiqomah
seperti meletup-letup dalam dada…
Tidak
Mudah,saya tau rasanya,,tapi ingatkah engkau tentang kisah mushab bin
umair..kisah yang harusnya membuat kita malu untuk berpaling dari
ketaatan..mush’ab pemuda parlente yang hampir seluruh kenikmatan dunia
ia miliki,namun saat hidayah itu menghampiri ,ia rela menukar segala
kenikmatan dunia ,bahkan ia rela meninggalkan wanita yang sangat ia
cintai ,ibunya,,ia lebih memilih ALLAH dan Rasul-Nya…
Atau
kisah bilal ,muadzin kesayanngan Rasulullah,budak yang hina di mata
manusia namun ALLAH begitu memuliakannya..Bilal Bin Rabah ,Demi
mempertahankan aqidahnya/demi keistiqomahan ..ia rela di tindih dengan
batu di tengah padang pasir.
Atau
kisah seorang wanita yang menderita penyakit ayan, kisah yang harusnya
membuat kita wanita jaman sekarang malu, malu karena begitu mudah
menampakan auratnya, malu karena dengan begitu mudah menanggalkan
hijabnya karena alasan ingin tampil cantik dan modis. taukah
kita,wanita itu hitam lagi tak menarik, untuk laki-laki jaman sekarang
mungkinlah tak akan menimbulkan fitnah ,namun keinginannya untuk taat
menjaga apa yang ALLAH syariatkan telah membawanya pada kemulian, pada
janji Syurga. Syurga dan keistiqomahan menjaga auratnya lebih ia pilih
dari pada kesembuhan ,kesembuhan dalam kehidupan dunia ini..
Semoga
kisah-kisah ini dapat menguatkan, Istiqomah dalam agama ini TidAKLah
MUDAH ,Butuh perjuangan..jika Mudah maka Tak Butuh perjuangan..
“Menempatkan
diri sebagai da’I dan qudwah terbaik dimana pun kita berada adalah
satu jalan untuk tetap istiqomah dalam agama ini”---------->